Jabar Alokasikan Dana Bencana Rp 70 Miliar

TASIKMALAYA, (PRLM).- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana tahun 2012 sebesar Rp 70 miliar. Anggaran yang ditangani Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Provinsi Jawa barat tersebut untuk menangani seluruh bencana, seperti tanah longsor, banjir, gunung meletus, kebakaran dan lainnya.
"Provinsi Jawa Barat termasuk daerah yang rawan bencana, tidak hanya punya potensi bencana tanah longsor, akan tetapi juga banjir, ancaman gunung meletus, termasuk juga bencana kekeringan. Untuk kekeringan kami sudah menyatakan sebagai siaga darurat kekeringan yang berlangsung sampai dengan bulan Oktober," tutur Ketua BPBD Prov. Jabar Udjwalaprana Sigit di sela-sela kegiatan simulasi penanganan bencana Gunung Galunggung di Halaman Makodim 0612 Tasikmalaya, Selasa (11/9).
Ia mengatakan selain tanah longsor, ancaman cukup tinggi juga datang dari aktivitas vulkanik maupun tektonik gunung. Di Provinsi Jawa Barat terdapat tujuh gunung, salah satunya yaitu Gunung Tangkubanparahu saat ini statsunya masih waspada.
"Enam gunung status aktif normal, sedangan satunya Tangkubanparahu masih dalam status waspada. Untuk menghadapi ancaman bencana, masyarakat serta semua pihak terkait tentunya juga harus memiliki bekal pengetahuan dalam menghadapi situasi buruk yang mungkin terjadi," tambahnya.
Pelaksanaan pembekalan, kata dia harus dilakukan pada saat kondisi normal atau tidak dibawah ancaman. Dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana. Kesiapsiagaan masyarakat termasuk seluruh elemen terkait dengan penanggulangan bencana dapat meminimalisir jatuhnya korban.
"Saat bencana masyarakat harus tetap tenang sehingga tidak keliru dalam mengambil tindakan atau keputusan. Ini pentingnya simulasi dilakukan pada saat keadaan normal. Saat ini adalah masa yang tepat melakukan sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana," tambah Udjwalaprana Sigit.
Berkenaan dengan kebakaran hutan yang belakangan ini terjadi di beberapa daerah, ia menegaskan bahwa kejadian tersebut 99 persennya adalah akibat ulah manusia. Dengan demikian faktor manusia menjadi sangat penting dalam upaya penanggulangan atau mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan.
Lebih lanjut Ketua BPBD Jabar Udjwalaprana Sigit mengatakan untuk mengatasi kekeringan akibat kemarau panjang, bersama dengan isntasi terkait sudah memersiapkan sejumlah hydrant.
"Memang saat ini kemarau belum sampai status bencana, akan tetapi kami sudah taraf siaga kekeringan. kami juga berharap PDAM bergerak aktif membantu penyediaan hydran dan air bersih untuk masyarakat. Selain itu juga untuk jangka panjang membuat sumur artesis. Termasuk memnberikan bantuan pompa air untuk daerah yang masih memiliki persediaan sumber air," katanya.
Berkenaan dengan siaga bencana, Komandan Korem 0612/Tarumanagara Kolonel Infanteri Surawahadi menyatakan sepakat bahwa simulasi kegiatan siaga pananggulangan bencana harus dilakukan dalam kondisi aman. Dengan demikian ketika terjadi bencana, masyarakat maupun pihak terkait sudah mengetahui tindakan yang harus dilakukan. (A-101/A-88)***

Galang Dana untuk Korban Bencana Sumbar dengan Golf

BOGOR – Warga Sumatera Barat (Sumbar) di DKI Jakarta dan sekitarnya menggelar tournamen golf di Permata Sentul, Bogor, Minggu (30/9). Even bertajuk Turnamen Golf Minang Club itu digelar sebagai upaya untyuk menggalang dana bagi korban bencana alam di Sumbar.
Ketua penyelenggara Turnamen Golf Minang Club, Zulhefi Sikumbang, mengatakan bahwa ajang itu digelar sekaligus untuk halal bi halal bagi anggota Golf Minang Club dan keluarganya. “Acara ini sesungguh lebih banyak bernuansa sosial dan menjalin silaturrahim ketimbang glamournya. Dengan turnamen Minang Golf ini, kami bisa menghimpun dana sosial dan hari ini merupakan turnamen golf yang keempat kalinya kami selenggarakan,” ungkap Zulhefi di sela-sela acara.
Menurutnya, acara itu sudah digelar untuk keempat kalinya sejak 2009. Pada turnamen yang digelar tahun 2010 dan 2011 lalu, Minang Golf Club juga telah menyampaikan bantuan dana bagi korban bencana alam di Sumatera Barat. “Pada turnamen keempat ini, tercatat lebih dari 100 pegolf ambil bagian,” imbuhnya.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyambut positif kegiatan tersebut. “Atas nama pemerintahan Provinsi Sumatera Barat, kami menyambut baik diselenggarakannya Turnamen Golf Minang Club sebagai upaya menggalang dana bantuan bencana alam di Sumatera Barat,” kata Irwan saat menyampaikan sambutan pada acara itu.
Terlebih lagi, katanya, acara itu dilaksanakan pada tanggal yang bertepatan dengan gempa Sumbar pada 2009 silam yang mengakibatkan ribuan rumah, toko dan infrastruktur  hancur. “Dana yang terhimpun dari turnamen golf ini tentunya sangat diharapkan bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana alam di Sumatera Barat,” harap Irwan Prayitno.(fas/jpnn)

Belum Ada Aturan Terkait LSM, Ormas Kumpulkan Dana Publik

BANDUNG, suaramerdeka.com - Sudah begitu banyak Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang aktif menghimpun dana dari masyarakat. Hingga saat ini ternyata belum ada satupun aturan yang mengatur mereka untuk mewajibkan transparan kepada publik. Sehingga publik yang memberikan dana, bisa sampai sesuai tujuannya. 

Demikian dikatakan Bachtiar, Kasubdit Ormas, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), hari ini. "Karena tidak ada aturan UU nya, maka sulit sekali kontrol publik agar bantuan itu sesuai dengan tujuan pengumpulan dana itu. Kalaupun oknum LSM atau ormas itu dijerat, maka sanksinya ringan sekali. Yaitu menurut UU No 9/1961 tentang Pengumpulan dan Barang hanya dihukum denda Rp. 10 ribu saja. Padahal bila mengusung isu bencana alam, bantuan publik bisa terkumpul besar sekali," kata Bachtiar dalam Lokakarya Pokja Wartawan Kemendagri bertema "Arah Kebijakan RUU Ormas" di Hotel Topas Bandung, sore ini.

Disisi lain menurut dia, ada fakta yang 'memprihatinkan' bahwa lebih dari 70 persen Ormas dan LSM yang terdaftar di Kemendagri pun pada kenyataannya masih sulit mendanai aktifitasnya. Sehingga mereka sampai harus mendanai dengan berbagai cara. "Jadi sedikit sekali LSM yang sudah seperti Dompet Dhuafa, ICW dan sebagainya yang sudah mumpuni soal dana. Sebagian besar masih banyak berharap bansos pemerintah, juga mencari dana sampai dengan melakukan pungli, bahkan menipu rakyat. Seperti yang terjadi di Sulteng ada 'oknum' LSM menipu lewat kredit sepeda motor. Jadi keberadaan ormas dan LSM tersebut malah jadi meresahkan masyarakat," papar dia.
Bachtiar menegaskan bahwa pada prinsipnya, pemerintah tidak melarang Ormas atau LSM menerima dana bantuan dari Luar Negeri, namun harus dipastikan dulu, bahwa dana tersebut bukan dari pencucian uang, atau dengan tujuan tertentu untuk mengacaukan Indonesia.
"Maka dari itu, dalam RUU ini akan diatur agar yang terkait dana dari Luar Negeri, bisa difilter di satu institusi yaitu Kemenlu. Disana ada tim gabungan dari BINN, Kejaksaan, Kepolisian, Ahli Keuangan, sehingga tidak ada dana bermasalah dan dana untuk tujuan yang merugikan negara ini. Juga akan diatur tegas, agar Ormas dan LSM benar-benar bisa mempertanggungjawabkan dana dari publik," kata dia.
( Hartono Harimurti / CN32 / JBSM )

Mahathir Mohamad Serukan Masyarakat Dunia Bantu Rohingya

Kuala Lumpur Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyerukan kepada masyarakat dunia untuk turut membantu minoritas muslim Rohingya, Myanmar. Seruan ini dikatakannya saat menjadi pembicara pembicara kunci pada International Conference Plight of the Rohingya : Solution?

Dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (18/9/2012), konferensi tersebut diadakan di gedung Museum Seni Islam Malaysia, Jalan Perdana Kuala Lumpur, Malaysia. Hajatan itu dihadiri oleh 300 orang peserta dari berbagai lembaga dari berbagai dunia dan merekomendasikan berbagai langkah untuk membantu pengungsi Rohingya.

Indonesia diwakili oleh Yunahar Ilyas dari PP Muhammadiyah dan Anwar Abbas Ketus MUI Pusat yang ikut berbicara pada sesi pertama dan kedua. Presiden Direktur Dompet Dhuafa Indonesia, Ismail A Said yang ikut menghadiri hajatan itu menyarankan agar Mahathir Mohamad dapat memimpin gerakan membantu Rohingya dan berkolaborasi dengan tokoh Indonesia yaitu Jusuf Kalla bersama sejumlah lembaga kemanusiaan Indonesia lainnya untuk menyelesaikan krisis Rohingya.

“Jika kita semua bahu membahu, kami sangat yakin krisis Rohingya ini akan dapat diselesaikan,” kata Ismail.

Pada konferensi ini juga dipamerkan foto dan film karya Saiful Huq Omi tentang penderitaan Minoritas Rohingya yang mendapat sambutan dari peserta konferensi. Konferensi ini ditutup dengan pembacaan resolusi yang dibacakan oleh Tan Sri Ahmad Fuzi Abdul Razak atas nama seluruh peserta konferensi.


(fiq/nwk)